Kamis, 12 Desember 2013

Tulisan Bahasa Indonesia 4



Membuat Alat Elektronika

Pada tulisan berikut ini saya ingin menceritakan pengalaman saya sewaktu awal - awal ajaran kuliah di Universitas Gunadarma

          Tulisan berikut ini merupakan pengalaman saya sewaktu disemester 3 lalu. Disemester 3 yang lalu setiap mahasiswa sistem komputer diwajibkan untuk mengikuti praktek Elktronika dasar. Ini merupakan pengalaman pertama saya sekaligus membuat saya kaget karena saya tidak pernah membayangkan mendapatkan praktek elektro. Pada awal saya masuk kuliah saya membayangkan mendapatkan praktek yang lebih banyak tentang komputer. Dipraktek elektronika ini setiap praktikan dituntut untuk membuat sebuah alat elektronika sebagai alat ukur untuk melakukan penilaian, saya dan ke-3 teman saya membuat alat alarm infra merah.

          Mungkin dikarenakan saya yang sama sekali tidak paham tentang elektronika, sehingga alat yang pertama saya buat ini banyak mengalami kegagalan, mulai dari jalur, kemudian saat melarutkan feriklorit, dan banyak lagi tetapi pada akhirnya semua tidak sia-sia alat yang saya dan teman saya berhasil, walaupun banyak mengalami kegagalan tetapi semua itu saya jadikan sebuah pengalaman yang baru untuk saya saya.

Tulisan Bahasa Indonesia 3


PKL Ditempat Kedua

selanjutnya pada tulisan yang ketiga ini saya akan menceritakan pengalaman saya sewaktu PKL ditempat yang kedua

          Setelah saya keluar dari tempat PKL saya yang pertama di sebuah perusahaan asuransi dijakarta. saya PKL di sebuah kantor departemen milik pemerintah dijakarta. Saya PKL disinipun berawal dari ketidaksengajaan, saya dan teman saya salah masuk gedung, seharusnya saya melamar di gedung sebelahnya karena disitu ada kerabat dari teman saya. Mungkin karena memang sudah jodoh, saya malah diterima di departemen ini.

          Walaupun pada awalnya saya akan mengira akan bernasib sama dengan pengalaman saya ditempat PKL yang pertama, tetapi semua yang saya bayangkan tidak terjadi, karena selama saya PKL disini, ilmu yang saya dapat di SMK dapat saya keluarkan, sayapun banyak mendapat ilmu baru selama saya PKL di departemen ini. Di tempat PKL ini saya seperti keryawan IT disini, hampir setiap hari saya naik turun lift untuk membetulkan ataupun hanya mengecek komputer karyawan di depertemen ini. Saya sangat senang dapat PKL disini, karena saya banyak mendapat ilmu baru disini, saya mendapat teman baru, dan yang terpenting saya juga mendapatkan pengalaman masuk kedunia kerja, khususnya dunia kerja para IT disebuah perusahaan.

Tulisan Bahasa Indonesia 1



Mencari Tempat PKL

Ini merupakan pengalaman saya sewaktu di SMK dulu. Saya merupakan lulusan dari Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK, bagi anak SMK tidak heran kalau mendengar kata PKL bukan Pedagang Kaki Lima melainkan Praktek Kerja Lapangan. Setiap siswa SMK diwajibkan untuk melakukan PKL, begitupun dengan saya. Karena memang untuk siswa SMK di khususkan agar setelah lulus dari SMK akan lebih mudah untuk memasuki dunia kerja.
          Dulu saya PKL hanya 2 bulan, tetapi dalam 2 bulan itu saya PKL di 2 tempat yang berbeda. Sebelum mendapatkan tempat untuk PKL biasanya setiap siswa SMK akan terlebih dahulu mencari pabrik ataupun perusahaan untuk memberikan surat keterangan untuk PKL ditempat atau dipabrik tersebut. Ini juga yang saya senangi ketika mencari atau survey ketempat yang dituju. Sama seperti melamar pekerjaan, saya tidak menaruh 1 surat lamaran saja, saya mungkin menaruh lebih dari 5 surat lamaran pada 5 perusahaan berbeda.
          Masih ingat dalam ingatan saya, dulu hanya 1 perusahaan yang mengabari balik ke saya, itupun mungkin dikarenakan saya terus bolak balik keperusahaan tersebut, tetapi yang anehnya lagi saya tidak PKL diperusahaan tersebut, justru saya PKL disebuah perusahaan asuransi dan departemen milik pemerintah. Untuk kelanjutannya akan saya lanjutkan di artikel berikutnya.
         

Tulisan Bahasa Indonesia 2



PKL Ditempat Pertama

Artikel kali ini adalah lanjutan dari artikel sebelumnya yang menceritakan pengalaman saya sewaktu mencari tempat PKL. Pada tulisan pertama tadi saya menceritakan kalau saya PKL tidak ditempat yang saya lamar.

          Memang saya tidak PKL ditempat tersebut, Tempat PKL pertama saya di sebuah perusahaan asuransi didaerah Jakarta. Saya diterima di perusahaan asuransi ini dikarenakan salah satu teman saya mempunyai saudara yang bekerja di perusahaan asuransi ini. Sebenarnya saya kecewa PKL diperusahaan ini, bagaimana tidak, saya membayangkan akan ditempatkan dibagian yang berhubungan dengan jurusan saya.

           Saya sendiri merupakan siswa teknik komputer di SMK saya, yang saya bayangkan saya akan dapat mengasah kemampuan komputer saya ditempat saya PKL pertama ini, tetapi di tempat PKL ini saya hanya disuruh untuk membantu karyawan lainnya, tidak jarang saya disuruh untuk mengantar surat kebeberapa lantai, untungnya saya tidak disuruh untuk membeli kopi atau makanan diluar. Selama 1 bulan hanya itu yang saya kerjakan, tidak ada yang menjurus ke kemampuan dari jurusan di SMK saya, mereka beralasan karena kantor mempunyai data yang penting.

Rabu, 06 November 2013

Analisa Kesalahan dan Tanda Baca : Sepak Terjang Bahasa Indonesia di Luar Negeri



Bahasa Indonesia Diajarkan di 45 Negara

Walaupun yang paling efektif merubah citra adalah merubah realitas, namun peran budaya dan bahasa Indonesia dalam diplomasi sangat krusial. Tingginya minat orang asing belajar bahasa dan budaya Indonesia harus disambut positif. Kalau perlu Indonesia menambah Pusat Kebudayaan Indonesia di sejumlah negara, guna membangun saling pengertian dan perbaiki citra .
Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Departemen Luar Negeri Andri Hadi mengemukakan hal itu ketika tampil pada pleno Kongres IX Bahasa Indonesia, yang membahas Bahasa Indonesia sebagai Media Diplomasi dalam Membangun Citra Indonesia di Dunia Internasional, Rabu (29/10) di Jakarta.
"Saat ini ada 45 negara yang ada mengajarkan bahasa Indonesia, seperti Australia, Amerika, Kanada, Vietnam, dan banyak negara lainnya," katanya. Mengambil contoh Australia, Andri Hadi menjelaskan, di Australia bahasa Indonesia menjadi bahasa populer keempat. Ada sekitar 500 sekolah mengajarkan bahasa Indonesia. Bahkan, anak-anak kelas 6 sekolah dasar ada yang bisa berbahasa Indonesia.
Untuk kepentingan diplomasi dan menambah pengetahuan orang asing tentang bahasa Indonesia, menurut Dirjen Informasi dan Diplomasi Deplu ini, modul-modul bahasa Indonesia di internet perlu diadakan, sehingga orang bisa mengakses di mana saja dan kapan saja.
Di samping itu, keberadaan Pusat Kebudayaan Indonesia di sejumlah negara sangat membantu dan penting. Negara-negara asing gencar membangun pusat kebudayaannya, seperti China yang dalam tempo 2 tahun membangun lebih 100 pusat kebudayaan. Sedangkan bagi Indonesia untuk menambah dan membangun Pusat Kebudayaan terkendala anggaran dan sumber daya manusia yang andal.

Dalam sesi pleno sebelumnya, Kepala Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Dendy Sugono yang berbicara tentang Politik Kebahasaan di Indonesia untuk Membentuk Insan Indonesia yang Cerdas Kompetitif di atas Fondasi Peradaban Bangsa, mengatakan, tuntutan dunia kerja masa depan memerlukan insan yang cerdas, kreatif/inovatif, dan berdaya saing, baik lokal, nasional, maupun global.
Untuk memenuhi keperluan itu, sangat diperlukan keseimbangan penguasaan bahasa ibu (bahasa daerah), bahasa Indonesia, dan bahasa asing untuk mereka yang berdaya saing global, tandasnya.
Dendy Sugono melukiskan, kebutuhan insan Indonesia cerdas kompetitif itu, untuk lo kal meliputi kecerdasan spiritual, keterampilan, dan bahasa daerah . Untuk kebutuhan nasional meliputi kecerdasan emosional, kecakapan, dan bahasa Indonesia. Sedangkan untuk global dibutuhkan kecerdasan intelektual, keunggulan, dan bahasa asing.

Sumber

Komentar
Apa yg dapat kita ambil dari artikel ini.?
seharusnya sebagai warga negara tercinta kita ini, negara Indonesia, kita haruslah bangga terhadap bahasa indonesia kita miliki. Orang asing saja mempunyai minat yg amat tinggi untuk belajar bahasa indonesia, jangan sampai kita sebagai orang indonesia malah tidak menghargai bahasa yg kita punya, karena bahasa merupakan identitas dari suatu negara, bukan tidak mungkin suatu saat nanti bahasa indonesia akan menjadi bahasa internasional diluar indonesia sana. 

Koreksi
1.       bahasa : Bahasa
2.       . Kalau : , kalau
3.       negara : Negara
4.       andal : Handal
5.       seharusnya : Seharusnya
6.       haruslah bangga : harus bangga
7.       indonesia : Indonesia
8.       internasioanal : Internasional