Selasa, 04 Juni 2013

Penanganan Kesalahan dan Help Dokumentasi

     
    Jenis -Jenis Kesalahan
Ada dua bentuk dasar kesalahan: (1) kesalahan akuntansi (accounting errors) dan (2) kesalahan sistem (system errors). Kesalahan akuntansi mempengaruhi langsung pada kesalahan pelaporan keuangan. Kesalahan sistem berhubungan erat dengan lemahnya sistem pengendalian intern yang pada gilirannya akan menyulitkan penditeksian kesalahan dan ketidak beresan yang terjadi dalam suatu organisasi.

Accounting Errors
Kesalahan jenis ini akan mempengaruhi secara langsung kesalahan pelaporan keuangan baik sengaja maupun tidak. Kesalahan akuntansi dikelompokkan menjadi 3 (tiga). Semuanya mempunayi dua bentuk yakni kesalahan intensional (sengaja) dan unintensional (tidak sengaja):
1.    Kesalahan karena tidak mencantumkan (errors of omissions).
2.    Kesalahan karena penyalahgunaan jabatan/wewenang (errors of commissions)
3.    Kesalahan karena prinsip akuntansi (errors of principles).
 Errors of omissions, errors of commissions , dan errors of principles yang disengaja, secara tipikal timbul dari orang-orang yang sengaja berbuat tidak jujur. Kesalahan yang sering terjadi sebagai akibat dari akumulasi ketidakberesan, khususnya kesalahan akuntansi akan berdampak pada tindakan hukum. Bagi para auditor kesalahan semacam ini sebisa mungkin harus dihindari dan dicegah. Salah satunya adalah dengan mendisain sistem pengendalia intern yang memadai.
Sedangkan ketiga kelompok kesalahan tersebut di atas yang sifatnya tidak sengaja lebih cocok bila hanya disebut sebagai kekeliruan (mistake). Kekeliruan semacam ini kemungkinan akibat dari kesalahan proses eletronik, sistem dan beban kerja yang overload, kesalahpahaman intruksi  atau prosedur yang harus dilakukan (human errors), kecerobohan dalam memberi pertimbangan.
Errors of omissions, baik sengaja maupun tidak, terjadi pada fungsi-fungsi pelaksanaan: (1) operasi klerikal; (2) pencatatan transaksi; (3) penjurnalan. Sedangkan errors of commissions bisa timbul ketika para karyawan yang melaksanakan ketiga fungsi tersebut tidak memenuhi syarat, bahkan mengarah pada tindakan penggelapan (fraud). Sementara itu, errors of principles terjadi karena penerapan metode, teknik dan prosedur akuntansi tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.

System Errors
Kesalahan sistem, tidak dengan sendirinya akan berakibat pada kesalahan penyajian laporan keuangan. Namun, dengan semakin meningkatnya kesalahan tersebut akan berakibat pada kelemahan sistem pengendalian intern, yang pada gilirannya akan berdampak pula pada reliabilitas dan akurasi penyajian laporan keuangan. Kesalahan sistem terdiri dari dua tipe dasar: (1) compliance errors; dan (2) system design deficiencies. Kedua tipe tersebut bisa terjadi karena sengaja maupun tidak sengaja.

Compliance errors    
Compliance errors  yang disengaja (intensional), merupakan perbuatan ketidakpatuhan, karena kegagalan seseorang melaksanakan kebijakan, prosedur dan teknik internal kontrol.

Compliance errors  yang tidak disengaja (unintensional), merupakan tindakan yang sifatnya insidental tapi mengarah pada ketidak patuhan terhadap kebijakan, prosedur dan teknik pengendalian intern. Kesalahan ini terjadi karena beberapa faktor, antara lain:
1.    Kesalahan menjalankan fungsi peralatan mekanis atau elektronik
2.    Karyawan tidak memahami kebijakan, prosedur dan teknik pengendalian intern
3.    Sistem dan mekanisme kerja overload
4.    Human error karena kecerobohan atau kekeliruan dalam membuat pertimbangan.

Systems design erros
Systems design erros yang sifatnya sengaja merupakan kesalahan yang dilakukan seseorang dengan cara  mengabaikan pengendalian yang telah ditetapkan atau sistem yang didisain sudah tidak relevan lagi dengan kondisi yang ada. Sistem tersebut sengaja dibiarkan agar ada peluang untuk melakukan penggaran. Dalam banyak hal, para karyaman akan mengetahui kelemahan sistem yang ada. Hal ini berisiko terjadinya penggunaan peluang karena sitem yang lemah tersebut. Kesalahan sistem lebih berpotensi terjadi pada sistem komputerisasi.
Systems design erros yang sifatnya tidak sengaja, berkaitan dengan kondisi dimana para karyawan bahkan pimpinan tidak menyadari akan sistem yang diterapkan. Padahal sistem tersebut salah. Hal ini berpotensi terjadinya akumulasi kesalahan dan pelanggaran, yang baru akan diketahui kalau kesalahan dan ketidaktertiban tersebut menjadi besar.

Petunjuk Pencegahan Kesalahan
  • Menghapus mode-mode atau menyediakan petunjuk yang terlihat untuk mode-mode tersebut.
  • Gunakan teknik koding yang baik (warna, gaya).
  • Memaksimalkan pengenalan, mengurangi hafalan.
  • Merancang urutan gerak atau perintah yang tidak sama.
  • Mengurangi kebutuhan untuk mengetik.
  • Uji dan memantau kesalahan-kesalahan dan memperbaikinya.
  • Memungkinkan pertimbangan ulang aksi-aksi yang dilakukan oleh user, misalnya memindahkan file dari recycle bin.

Petunjuk Perbaikan Kesalahan
  • Menyediakan tipe-tipe tanggapan yang sesuai.
  • Query: bertanya pada user apa yang sudah dilakukan, kemudian melegalkan tindakan yang salah.
  • Menyediakan fungsi “undo” dan pembatalan dari proses yang sedang berjalan.
  • Meminta konfirmasi untuk perintah yang drastis dan bersifat merusak.
  • Menyediakan pengecekan yang beralasan pada masukan data.
  • Mengembalikan kursor ke area kesalahan, memungkinkan untuk melakukan perbaikan.
  • Menyediakan beberapa kecerdasan buatan.
  • Menyediakan akses cepat kepada bantuan untuk konteks-sensitif. 

Jenis Dokumen dan Alat Bantu
1.      Jenis-Jenis Dokumen Berdasarkan Kepentingannya
a.    Dokumen pribadi, yaitu dokumen yang menyangkut kepentingan perorangan. Contohnya: KTP, SIM, dan ijazah
b.    Dokumen niaga, yaitu dokumen yang berkaitan dengan perniagaan. Contohnya: cek, obligasi, dan saham
c.    Dokumen sejarah, yaitu dokumen yang berkaitan dengan sejarah. Contohnya: fosil, tugu, dan naskah proklamasi.
d.    Dokumen pemerintah, yaitu dokumen yang berisi tentang informasi ketatanegaraan suatu pemerintahan.
Contohnya: Keppres dan UU.

2.    Jenis-Jenis Dokumen Berdasarkan Bentuk Fisiknya
a.    Dokumen literer adalah dokumen yang ada karena dicetak, ditulis, digambar, atau direkam (dikumpulkan di perpustakaan). Contoh: buku, majalah, dan film
b.    Dokumen korporil adalah dokumen yang berupa benda bersejarah (dokumen ini dikumpulkan di museum).
c.    Dokumen privat adalah dokumen yang berupa surat atau arsip (disimpan dengan sistem kearsipan) 
Alat Bantu
Alat – alat bantu pencarian informasi dalam dokumen antara lain :
-         indeks : daftar penulis, daftar judul, daftar tabel, daftar gambar, daftar kata-kata kunci, dll
-         konkordansi : daftar kata – kata dengan penunjuk ke baris tertentu yang memunculkannya
-         thesaurus : daftar sinonim dan istilah – istilah yang lebih luas maupun lebih sempit
-         daftar isi : isi dokumen secara garis besar.


Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar